Belajar Yang Benar Dari Yang Salah
"Akar yang mati akan menyebabkan pohon tumbang."
Moralitas harus dianggap sebagai basis entitas sosial kita untuk menentukan sesuatu yang benar dan yang salah. Dari usia formatif perkembangan manusia, moralitas dipandang sebagai elemen dasar hubungan dan interaksi manusia, dan tindakan seseorang itu berdampak pada sesama makhluk di masyarakat. Seseorang tidak bisa hidup dan berprestasi sendirian. Dengan tidak adanya moralitas, kehidupan sosial dan koeksistensi damai tidak mungkin dilakukan.
Kesadaran moral cenderung lebih tinggi saat kita berada
dalam kelompok sosial, karena anggota masyarakat secara langsung atau tidak langsung
terhubung dengan kita. Kita menghadapi masalah moral setiap hari dan reaksi
kita bergantung pada tingkat moralitas kita.
Setiap perilaku moral tidak kurang atau lebih karena memberi
kontribusi pada kualitas hidup kita. Kelalaian keputusan moral oleh siapapun akan
menyebabkan orang di sekitar kita menderita. Aturan dan tekanan dari masyarakat
adalah salah satu cara untuk pengembangan moralitas tapi yang terbaik bila
individu memiliki pilihan tindakan moral mereka sendiri.
Kewajiban moral juga diperlukan dalam kehidupan rohani kita. Karena akan menciptakan rasa dan tanggungjawab pada apa yang akan terjadi atas konsekuansi hari akhir. Kita diperingatkan bahwa setiap perbuatan, baik dan buruk, akan diadili oleh Tuhan. Apakah yang kita lakukan di dunia itu untuk keselamatan atau berakhir penghukuman.
Apa yang saya rasakan dan amati di kehidupan sosial pada saat ini adalah bahwa moralitas butuh lebih ditingkatkan. Ya, saya memang sedikit naif tentang hal ini. Dimana moral adalah kata yang tampak asing ditelinga manusia abad ini. Mereka seakan jauh dari tuntunan agama, jauh dari bimbingan Tuhan. Jauh dari Hidayah atau petunjuk.
Berita-berita di TV selalu dihiasi oleh tindakan kekerasan, korupsi, jual beli barang haram, fitnah, saling tuduh, saling ejek yang efeknya adalah tatanan kehidupan sosial seperti bergeser daris eharusnya. Moralitas seakan tidak ada harganya.
Janganlah keinginan egois kita mencemari lingkungan tempat kita berada. Pada kenyataannya, kita jauh lebih modern dari nenek moyang kita yang hidupnya kental dengan nilai moral.
Kita makhluk ber-Tuhan, kita makhluk ber-akal, kita makhluk ber-pengatahuan maju.
Topanglah hidup kita dengan akar yang kuat yaitu moral yang baik.
Comments
Post a Comment