Diklat P4TK-BMTI : Hari ke 4
Melanjutkan materi hari ke 3
Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)
Alasan Terjadinya Kecelakaan di Tempat Kerja
Kalau kita mengamati suatu kejadian kecelakaan di lingkungan
kerja, maka ada tiga alasan terjadinya
kecelakaan kerja, yaitu:
Terjadi secara kebetulan.
Dianggap sebagai kecelakaan dalam arti asli (genuine accident) sifatnya tidak dapat
diramalkan dan berada di luar kendali manejemen perusahaan. Misalnya, seorang
karyawan tepat berada di depan jendela kaca ketika tiba-tiba seseorang melempar
jendela kaca sehingga mengenainya.
Kondisi kerja yang tidak aman.
Kondisi kerja yang tidak aman merupakan salah satu penyebab
utama terjadinya kecelakaan. Kondisi ini meliputi faktor-faktor sebagai
berikut:
- Peralatan yang tidak terlindungi secara benar.
- Peralatan yang rusak.
- Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau di sekitar mesin atau peralatan gudang yang tidak aman (sumpek dan terlalu penuh).
- Cahaya tidak memadai, suram, dan kurang penerangan.
- Ventilasi yang tidak sempurna, pergantian udara tidak cukup, atau sumber udara tidak murni.
Kelalaian Manusia
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan, penyebab kecelakaan
terbesar banyak disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. Kelalaian tersebut
dapat diindikasikan karena melanggar prosedur kerja, kecerobohan pekerja,
kurangnya pengawasan dalam menggunakan APD serta kondisi fisik dan mental
pekerja yang tidak fit. Pemulihan terhadap faktor-faktor ini adalah dengan
meminimalkan kondisi yang tidak aman, misalnya dengan cara membuat daftar
kondisi fisik dan mekanik yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Pembuatan cheklist ini akan membantu dalam menemukan masalah yang menjadi
penyebab kecelakaan. Meskipun kecelakaan dapat terjadi di mana saja dan kapan
saja, akan tetapi ada tempat-tempat tertentu yang mempunyai tingkat kecelakaan
kerja tinggi. Kira-kira sepertiga dari kecelakaan industri maupun laboratorium
terjadi di sekitar truk forklift, kereta dorong, dan tempat-tempat angkat
junjung barang.
Di samping kondisi kerja yang tidak aman masih ada tiga
faktor lain yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
Ketiga faktor tersebut yaitu sifat dari
kerja itu sendiri, jadwal kerja, dan iklim psikologis di tempat kerja.
Sifat kerja.
Menurut kajian para ahli keselamatan, sifat kerja
mempengaruhi tingkat kecelakaan. Sebagai contoh, karyawan yang bekerja sebagai
operator crane (derek) akan memiliki
resiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang bekerja
sebagai supervisor/ penyelia.
Jadwal kerja.
Jadwal kerja dan kelelahan kerja juga mempengaruhi
kecelakaan kerja. Tingkat kecelakaan kerja biasanya stabil pada jam 6 – 7 jam
pertama di hari kerja. Akan tetapi pada jam-jam sesudah itu, tingkat kecelakaan
kerja akan lebih tinggi. Hal ini dimungkinkan karena karyawan atau tenaga kerja
sudah melampaui tingkat kelelahan yang tinggi. Kenyataan di lapangan juga
membuktikan bahwa kerja malam mempunyai resiko kecelakaan lebih tinggi dari
pada kerja pada siang hari.
Iklim psikologis tempat kerja.
Suasana psikologis di tempat kerja juga berpengaruh pada
kecelakaan kerja. Karyawan atau tenaga kerja yang bekerja dibawah tekanan stres
atau yang merasa pekerjaan mereka terancam akan mengalami lebih banyak
kecelakaan kerja dari pada mereka yang tidak mengalami tekanan .
Cara Mencegah/Mengurangi Kecelakaan di Tempat Kerja
Setelah
mencermati sebab-sebab terjadinya kecelakaan di tempat kerja, maka dalam
prakteknya, pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan dua aktivitas
dasar yaitu:
Mengurangi kondisi kerja yang
tidak aman.
Mengurangi
kondisi kerja yang tidak aman menjadi fokus perhatian dalam mencegah kecelakaan
kerja.
Penanggungjawab
keselamatan kerja harus merancang tugas sedemikian rupa untuk menghilangkan
atau mengurangi bahaya fisik.
Gunakan
risk assesment atau checklist inspeksi alat untuk
mengidentifikasi dan menghilangkan bahaya-bahaya yang potensial.
Mengurangi tindakan karyawan
yang tidak aman.
Tindakan-tindakan
pekerja yang tidak aman (unsafe actions) dapat dikurangi
dengan berbagai aktivitas/ cara, yaitu:
seleksi
dan penempatan
propaganda,
kampanye tetang pentingnya keselamatan kerja
pelatihan
mengenai prosedur kerja dan keselamatan kerja serta member dorongan positif (positive reinforcement)
komitmen
dari semua unsur (top management).
Memasang peralatan pengendali/pengaman
kecelakaan kerja
Untuk
mengendalikan suatu proses diperlukan alat yang meliputi: alat penunjuk (detector) dan alat pengendali,
sedangkan agar bahaya dapat diperkecil dibutuhkan
alat pengaman. Dalam rangka mengendalikan suatu proses, variabel penting yang dapat dikendalikan meliputi:
suhu, tekanan, dan konsentrasi. Untuk pendeteksi faktor bahaya yang lain,
seperti adanya kebocoran gas yang mudah terbakar, gas beracun, atau cairan yang
mudah merusak, umumnya masih digunakan panca indera manusia. Kebocoran gas yang
mudah terbakar atau berbahaya diketahui dari bau yang khas, atau dapat dipantau
dengan menempatkan binatang percobaan seperti tikus, kelinci, dan lain-lainnya.
Alat
pengaman diperlukan agar kemungkinan timbulnya bahaya dapat diperkecil. Alat
pengaman dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu: (a) pengaman untuk alat berbahaya dan pengaman untuk manusia yang
melayani alat itu. Proses produksi barang dan jasa dapat mengakibatkan kondisi
kritis yang membahayakan sehingga timbul malapetaka (major accident) yang memberikan dampak yang luas dan sulit
ditanggulangi.
Kebijakan keselamatan kerja
Buatlah
suatu kebijakan keselamatan kerja yang menekankan bahwa akan melakukan usaha
maksimal untuk menekan angka kecelakaan kerja dan menekankan pentingnya
mencegah kecelakaan dan cedera kerja. Tetapkanlah suatu tujuan yang
terkendali/terkontrol yang tidak boleh gagal. Analisis jumlah kecelakaan kerja
dan insiden keselamatan kerja, kemudian tetapkan target yang ingin dicapai,
misalnya dalam bentuk rasio kecelakaan kerja per jumlah pekerja.
Latihan keselamatan kerja
Dorong
dan latihlah pekerja agar sadar akan pentingnya keselamatan kerja, tunjukkan
kepada mereka bahwa manajemen tingkat atas (top
management) perusahaan dan supervisor punya perhatian yang serius terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.
Membuat
dan menegakan aturan
Tegakkanlah
aturan keselamatan kerja yang mendukung upaya-upaya menekan angka kecelakaan
dan cedera akibat kerja.
Adakan
pemeriksaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)secara teratur. Juga lakukan
investigasi terhadap kecelakaan kerja dan yang nyaris menimbulkan kecelakaan
kerja. Buatlah suatu sistem di tempat kerja tersebut yang memungkinkan pekerjadapat
mengingatkan pihak manajemen tentang adanya keadaan-keadaan bahaya atau yang
berpotensi menimbulkan bahaya.
Alat Pelindung Diri
APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha
melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari
kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir. Walaupun dalam suatu sistim pekerjaan beberapa alat pengaman secara
mekanis dan elektrik telah dipasang, seperti katup pelepas tekanan, lampu-lampu
pengaman, detektor asap, dsb., tetapi setiap pekerja masih diwajibkan memakai
alat pengaman diri (APD). Karena pada hakekatnya APD adalah merupakan sistim
pengaman terakhir untuk pekerja.
Fungsi Alat Pelindung Diri
Fungsi Alat Pelindung Diri (APD) di tempat kerja harus
dilihat dalam kontek sebagai pengaman pekerja untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Alat pelindung diri itu, antara lain berfungsi
sebagai :
- Pelindung kepala
- Pelindung mata dan wajah
- Pelindung tangan
- Pelindung badan
- Pelindung telinga
- Masker dan alat bantu pernafasan
- Sabuk pengaman
- Pelindung kaki
Jenis dan Pemeliharaan Pelindung Diri
Dalam pemeliharaannya APD harus disimpan dalam kondisi yang
bersih dan sehat, seperti dalam lemari khusus. Setiap pekerja hendaknya
diberikan APD sendiri sendiri sehingga ukuran dan modelnya benar benar pas. APD
untuk masing masing pekerja bisa berbeda karena APD ini disesuaikan dengan
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dan bahaya yang ada pada jenis pekerjaan
tersebut.
APD juga bisa rusak karena paparan matahari atau pengaruh cuaca yang lain. Maka sebelum memakai APD hendaknya diperiksa dahulu keadaannya. Bila ada tanda tanda kerusakan maka APD itu harus segera diganti.
APD juga bisa rusak karena paparan matahari atau pengaruh cuaca yang lain. Maka sebelum memakai APD hendaknya diperiksa dahulu keadaannya. Bila ada tanda tanda kerusakan maka APD itu harus segera diganti.
NO.
|
ALAT
PELINDUNG DIRI
|
NAMA/FUNGSI
|
1
|
SAFETY SHOES: Berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di
lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda
panas, cairan kimia, dsb.
|
|
2
|
SAFETY HELMET : Berfungsi sebagai pelindung
kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
|
|
3
|
RESPIRATOR : Berfungsi sebagai penyaring
udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, dsb).
|
|
4
|
SAFETY GLASSES : Berfungsi sebagai pelindung
mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
|
|
5
|
SARUNG TANGAN :Berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan.
|
|
6
|
PELAMPUNG : Digunakan sebagai kelengkapan
kapal untuk membantu agar orang tidak tengelam saat kecelakaan di air
|
|
7
|
EAR PLUG / EAR MUFF :
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat
yang bising.
|
|
8
|
FACE SHIELD : Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat
bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
|
|
9
|
SAFETY HARNESS :
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan
alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
|
|
10
|
JAKET PELAMPUNG : Digunakan bila akan
melakukan aktivitas atau kegiatan di lingkungan dengan bahaya tenggelam
|
|
11
|
APRON : Digunakan oleh pekerja yang bekerja
sat mengelas, kerja tempa atau pengecoran
|
|
12
|
PAKAIAN KERJA : Digunakan sebagai pakaian
kerja pada bengkel umum untuk melindungi diri dari berbagai kotoran dan
bahaya kerja
|
Rambu-Rambu Peringatan Yang Ada di Bengkel/Tekpat Praktek
Pengelolaan Lingkungan Kerja
Pengelolaan Lingkungan Kerja
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan upaya menciptakan
kebersihan lingkungan kerja antara lain :
- Tersedianya air bersih sesuai dengan kegunaannya untuk air minum, air cuci atau untuk proses produksi
- Kebersihan sarana sanitasi seperti toilet/kamar mandi/urinoir/tempat cuci tangan
- Tempat pembuangan sampah
- Kebersihan area kerja
- Keadaan lingkungan yang dapat menjadi sarang binatang atau vector penyakit seperi tikus, nyamuk, lalat dsb
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan suatu lingkungan kerja yang bersih dan sehat antara lain :
- Canangkan Gerakan kebersihan 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin), di lingkungan kerja yang melibatkan seluruh karyawan yang ada di tempat kerja tanpa terkecuali
- Buatlah program detail yang jelas dan terencana untuk melaksanakan Gerakan Kebersihan ini
- Dokumentasikan dan evaluasi setiap pelaksanaan Gerakan kebersihan. Lakukan tindakan perbaikan apabila yang dilakukan tidak sesuai dengan tujuan
- Siapkan sarana dan prasarana untuk mendukung gerakan kebersihan
- Lakukan pengecekan/pengontrolan secara rutin terhadap area kerja
- Berikan apresiasi kepada tempat kerja yang berhasil menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan teratur, serta berikan teguran dan sanksi untuk yang belum menunjukkan hasil yang optimal.
- Lakukan Pengendalian lingkungan kerja dengan menggunakan instrumen pengecekan seperti berikut:
No
|
Aspek
Yang Dikendalikan
|
Ya
/ Tidak
|
1
|
Apakah lantai, dinding, langit-langit dan
atap bersih dan rapih?
|
Ya/Tidak
|
2
|
Apakah saluran air buangan bebas dari
genangan air dan sampah?
|
Ya/Tidak
|
3
|
Apakah tersedia tempat sampah dalam jumlah
yang cukup dan dipisahkan berdasarkan jenis sampah (metal, non metal, kaca
dan samapah B3)?
|
Ya/Tidak
|
4
|
Apakah toilet, kamar mandi, tempat cuci
tanan bersih, tidak terlihat kotoran dan tersedia dalam jumlah yang cukup?
|
Ya/Tidak
|
5
|
Apakah alat bantu kerja (sarana kebersihan) bersih
dan dipelihara dengan baik serta disimpan sesuai dengan tempatnya?
|
Ya/Tidak
|
6
|
Apakah terdapat sarana pengendalian penyakit
dari bersarangnya binatang dan vector penyakit?
|
Ya/Tidak
|
7
|
Apakah tersedia sarana air minum yang
memenuhi syarat kesehatan?
|
Ya/Tidak
|
8
|
Apakah karyawan berperan aktif menjada
kebersihan lingkungan kerja?
|
Ya/Tidak
|
Selesailah materi teori Diklat ini. Dilanjut dengan materi praktik manajemen di bengkel.
Comments
Post a Comment